Minggu, 23 November 2014

Perbedaan Antara Negara Diktator dengan Demokrasi

Hmm... Selalu terdapat perdebatan saat kita harus menentukan bentuk pemerintahan apa sih yang paling efisien.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang sekarang banyak dianut oleh banyak negara, seperti Indonesia, USA, dan banyak negara Eropa.
Sedangkan Kuba dan Korea Utara adalah contoh dari beberapa negara yang memiliki bentuk pemerintahan kediktaktoran.

Jadi apa perbedaan antara keduanya ?



1. Dasar

Demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Pemerintahan demokrasi dibentuk melalui pemilihan umum di mana warga dewasa memiliki suara untuk memilih wakil-wakilnya.


Dengan demikian, demokrasi mencerminkan pemerintahan yang dijalankan oleh warga negara.



Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana satu individu atau sekelompok individu memegang kekuasaan dan mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan negara.
Pada negara diktator, terdapat sentralisasi kekuasaan, dengan sang diktator memutuskan segala sesuatunya.


Dengan demikian, warga negara tidak memiliki suara dalam menentukan nasib dan jalannya negara di negara yang diperintah diktator.

2. Stabilitas Pemerintahan

Saat membandingkan kedua bentuk pemerintahan dalam hal stabilitas, maka bisa dipastikan kediktatoran akan lebih unggul.

Karena tidak terdapat kekuatan politik lain, dikombinasikan dengan warga negara yang tidak memiliki hak untuk memilih pemimpin, masalah seperti persaingan dalam pemilu atau oposisi relatif bisa diredam.

3. Hak Rakyat

Dalam perspektif rakyat, tidak ada keraguan bahwa demokrasi menawarkan banyak kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, dan peluang kepada warga negara.

Jika rakyat merasa keberatan dengan pemerintah, mereka bisa menyampaikan pendapat menggunakan berbagai cara seperti melalui media massa.

Hal seperti ini tidak akan pernah ditoleransi dalam kediktatoran, di mana orang-orang diharapkan untuk tunduk dan tidak boleh mempertanyakan.


4. Efisiensi

Kediktatoran diyakini jauh lebih efisien daripada demokrasi.

Dengan asumsi sebuah negara diperintah oleh seorang diktator yang baik, kejahatan dan korupsi bisa ditekan karena penegakan peraturan yang cenderung lebih ketat.

Karena pengambilan keputusan terletak hanya pada satu atau sekelompok kecil orang, tidak banyak waktu terbuang untuk memperdebatkan peraturan atau membuat perubahan hukum.

Juga, kediktatoran dianggap lebih efisien dalam merespon keadaan darurat seperti perang karena tidak banyak waktu terbuang dalam memperdebatkan keputusan.


5. Kesimpulan

Meskipun masing-masing bentuk pemerintahan memiliki kelebihan dan kekurangan, demokrasi dianggap merupakan bentuk pemerintahan terbaik.

Dalam demokrasi, setiap warga negara diperlakukan sama dan memiliki hak penuh untuk hidup sesuai dengan keinginan mereka.

Sebaliknya, dalam kediktatoran rakyat diperlakukan seperti ternak dan diharapkan untuk selalu mematuhi dan mengikuti pemerintah.

Demokrasi dianggap berkontribusi pada pengembangan individu maupun masyarakat.

Di lain sisi, kediktatoran memiliki banyak kelemahan seperti potensi terjadinya penindasan maupun kesalahan pengambilan keputusan yang pada akhirnya memicu kehancuran negara.

Tidak ada komentar :